Kementerian Agama dan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Karanganyar bersinergi dalam memberdayakan dana umat yang dikelolanya. Ini terlihat dalam laporan pentashorufan/pendistribusian zakat yang disampaikan oleh Wakil Ketua Baznas yang juga Kepala Kankemenag Kabupaten Karanganyar, H. Musta’in Ahmad di pendopo rumah dinas Bupati kemarin, 28/09/2015.
Dari pentashorufan dana ZIS Kabupaten Karanganyar periode ke 2 tahun 2015 sebesar Rp. 1.650.000.000,- (satu milyar enam ratus lima puluh juta rupiah), dua diantaranya dialokasikan untuk pensertifikatan tanah wakaf dan sekolah qiro’ah atau lebih terkenal dengan Bintang MTQ. Kedua kegiatan tersebut dikelola oleh Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar melalui Penyelenggara Zakat Wakaf dan Seksi Bimbingan Masyarakat Islam (BIMIS).
Hal lain yang disampaikan oleh Kakankemenag Kabupaten Karanganyar di hadapaan peserta sarasehan Baznas adalah terkait insiden Mina yang saat ini menjadi headline di berbagai media nasional. Kakankemenag juga menyampaikan perkembangan terbaru terkait tragedi mina serta kondisi jamaah haji asal Kabupaten Karanganyar yang beribadah haji.
“Kondisi jama’ah haji asal Kabupaten Karanganyar yang berada di kloter 66 dan 67 termasuk 3 orang di kloter 69, Alhamdulillah semuanya berada dalam kondisi sehat wal afiat. Terkait Insiden/musibah Mina, kondisi update sampai malam hari tadi korban meninggal sebanyak 41 orang dari jamaah haji Indonesia, 10 orang masih dirawat di rumah sakit dan 82 orang masih belum kembali ke kloternya masing-masing”, ucap Kakankemenag.
Musta’in juga menambahkan bahwa ada dua orang jamaah haji yang berasal dari kloter 62 SOC yang terkena dampak dari musibah mina ini. Informasi terbaru yang berasal dari website kemenag.go.id bahwa jumlah korban meninggal bertambah satu, sehingga menjadi 42 orang.
Menanggapi anggapan yang berkembang di masyarakat bahwa pemerintah lamban dalam menyampaikan informasi, Musta’in menjelaskan bahwa kondisi yang dihadapi sangat tidak ideal dan tersebar di berbagai rumah sakit.
“Kondisi disana menyebabkan pemerintah Indonesia kesulitan mengidentifikasi korban yang jumlahnya sangat banyak, ditambah sebagian besar korban sudah tidak mengenakan tanda pengenalnya”, terang Musta’in.
Ditambahkan juga oleh Kakankemenag bahwa pemerintah Indonesia baru mendapatkan akses untuk bisa masuk pada tengah malamnya, sedangkan kejadiannya pada hari Kamis pagi. Dari waktu ke waktu sedikitnya sudah tiga kali melalui konfrensi pers dan website resminya, Kemenag menyampaikan perkembangan tragedi Mina pada masyarakat. (Hd)