Pelatihan atau Sekolah Manajemen Masjid yang diselenggarakan oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI) dibanjiri pendaftar dari berbagai daerah di Kabupaten Karanganyar. Antusiasme takmir dalam mengikuti pelatihan tersebut diluar perkiraan panitia karena biasanya kegiatan semacam itu kurang diminati oleh masyarakat.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua DMI Kabupaten Karanganyar, H. Abdul Muid yang pernah menjabat sebagai Kepala Kemenag Kabupaten Karanganyar pada periode tahun 2003 – 2006. Tercatat sampai hari Selasa, (25/04) ada 320 takmir yang mendaftar sekolah manajemen masjid, namun karena keterbatasan tempat maka peserta yang dapat mengikuti pelatihan untuk tahap pertama sebanyak seratus orang.
“Sekolah Manajemen Masjid yang kita selenggarakan ini diluar dugaan banyak sekali peminatnya. Tercatat ada 320 takmir yang mendaftar, namun karena keterbatasan tempat maka kami membatasi dulu seratus pendaftar pertama yang mengikuti kegiatan tersebut”, kata Abdul Muid.
Sekolah yang diperuntukkan bagi takmir masjid ini dilaksanakan di aula Masjid Agung Karanganyar selama tiga belas kali pertemuan, berlangsung dari 24 April 2017 hingga 14 Juli 2017. Jam belajarnya seminggu hanya dua kali, Selasa dan Jum’at, dimulai dari pukul 13.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Penentuan jam belajar ini melalui pertimbangan agar takmir-takmir masjid tidak kesulitan mengikuti pembelajaran.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar, H. Musta’in Ahmad yang menjadi narasumber dalam Sekolah Manajemen Masjid membawakan materi tentang urgensi dan fungsi manajemen masjid pada Selasa sore, (25/04). Menurutnya, manajemen masjid yang baik sangat penting agar tujuan-tujuan dakwah yang diharapkan dapat tercapai. Tanpa pengelolaan yang baik akan sangat sulit membuat masjid yang dikelola menjadi makmur dan nyaman.
“Sekeranjang kebaikan yang tidak terorganisir dengan baik akan dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir dengan baik. Hal ini sama dengan regu siskamling yang tidak disiplin akan mudah dipecundangi oleh regu maling yang disiplin.”, kata Musta’in.
Lebih lanjut Kakankemenag mengatakan bahwa sebenarnya banyak kebaikan yang ada di lingkungan sekitar kita, tapi karena tidak dikelola dengan baik sehingga berlalu begitu saja tanpa membawa manfaat yang lebih besar.
“Ada lima fungsi manajemen masjid, pertama adalah perencanaan, kedua pengorganisasian, ketiga pengadministrasian, keempat keuangan serta terakhir kontrol & Evaluasi (pengawasan)”, tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut Kakankemenag juga menjelaskan tentang manfaat dari manajemen masjid, diantaranya adalah tujuan atau target dapat terumuskan dengan jelas dan matang, usaha mencapai tujuan dilakukan bersama dengan kerjasama yang baik, dapat dihindari terjadinya tumpang tindih, pelaksanaan tugas dilakukan secara efektif dan efisien, kontrol dan evaluasi (pengawasan) dilakukan dengan standar yang jelas, serta gejala penyimpangan kerja dapat dicegah atau dihentikan. (ida-hd)