Founder Rumah Kearifan (House of Widom) Dr. Muqowim, M.Ag. menjadi narasumber dalam acara seminar pendidikan di MI Muhamadiyah Program Khusus Bulak Karanganyar (26/1). Seminar Pendidikan dengan tema “Menjadi Guru Profesional di Era Society 5.0” ini merupakan seminar keenam yang diadakan lembaga pendidikan Madrasah Ibtidaiyah tersebut. Seminar ini dihadiri oleh guru dan kepala sekolah di dari berbagai kecamatan, bahkan lintas kabupaten, baik pada tingkat TK/RA, MI/SD, MTs/SMP maupun MA/SMA.
Dr. Muqowim menyampaikan bahwa era “Society 5.0” pada dasarnya merupakan respon terhadap gejala dehumanisasi dari Revolusi Industri 4.0. Kemajuan teknologi yang berkembang pesat terutama dengan artificial intelligence (kecerdasan buatan) menjadikan manusia terlena dan hanya menjadikan teknologi (gadget) untuk kesenangan semata. Hal ini tampak pada kebiasaan masyarakat yang masih cenderung menggunakan HP untuk narsis, shoping, pansos, gaming, dan lainnya. Manusia seolah-olah dikendalikan oleh kemajuan teknologi, ciptaannya sendiri
Menurut Dr. Muqowim, di era society 5.0, penting untuk mengembalikan ruh dan hakikat dengan adanya kemajuan teknologi. Manusia harus kembali menjadi pusat (center) kemajuan teknologi dan ekonomi, teknologi seharusnya membawa kemudahan pekerjaan manusia, bukan sebaliknya. Dalam hal ini Bapak Muqowim menekankan pentingnya mempunyai “soft skills”. Dalam konteks pendidikan khususnya kompetensi guru, ada dua soft skills yang harus dimiliki setiap guru yaitu kepribadian (intrapersonal skills) dan sosial (interpersonal skills).
Intrapersonal skills adalah kemampuan mengelola diri menjadi pribadi yang positif. Guru harus memiliki kepribadian yang baik seperti komitmen, jujur, mau belajar dan tanggung jawab. Sementara itu, interpersonal skills adalah kemampuan membangun relasi dan komunikasi secara positif dengan orang lain, seperti adaptif, cakap berkomunikasi, mau kerjasama, sinergi, dan kolaborasi. Jika guru mempunyai kompetensi dan keterampilan tersebut maka lembaga pendidikan akan maju.
Bapak Muqowim selaku narasumber juga menekankan bahwa guru era milenial harus mempunyai kompetensi transformatif. Ada tiga indikator kompetensi ini. Pertama, guru harus creating new values, menciptakan nilai-nilai baru yang positif dan mampu mengatasi masalah. Kedua, guru melakukan reconcilling tensions and dilemmas, yaitu mampu mendamaikan ketegangan dan dilema. Ketiga, yaitu guru harus taking responsibility, berani bertanggung jawab terhadap apa yang sudah dilakukan. Guru harus mempunyai kematangan intelektual dan moral.
Berdasarkan pemaparan materi Dr. Muqowim, M.Ag. salah salah satu peserta seminar pendidikan yaitu Bapak Jamaludin dari MI Sudirman Pojok Karanganyar “kegiatan ini sangat inspiratif jadi menumbuhkan semangat bahwasanya kita tidak boleh berputus asa. Dari Pak Muwoqim tadi “when there a will there is a way”. Jika kita mempunyai kesungguhan insha’allah pasti ada jalan . Kalau dalam bahasa Arab idza shadaqal ‘azmu wadahasabil, jika kuat keinginannya kuat azamnya maka teranglah jalanya.” (ida/alfian)