Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional, Pemerintah Kabupaten Karanganyar mengadakan Tabligh Akbar pada hari Minggu 22 Oktober 2017 dengan mengundang pembicara KH. Muhammad Ali Shodiqin atau Gus Ali. Kegiatan yang dilaksanakan di Plasa Alun-alun Kabupaten ini diikuti oleh ribuan warga masyarakat dari berbagai penjuru dengan tertib, lancar dan meriah.
Kegiatan yang diselenggarakan bersamaan dengan Hari Ulang Tahun Satu Abad Kabupaten Karanganyar ini dihadiri oleh Bupati, Wakil Bupati, Kepala Kemenag, Forkompinda, tokoh Alim Ulama dan para Kyai serta pimpinan ormas Islam dan tentunya masyarakat Karanganyar.
Sebelumnya, Kepala Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar, Musta’in Ahmad mengajak seluruh ASN Kementerian Agama untuk mengikuti dan memeriahkan pengajian akbar tersebut.
“Sebagai ASN pada Instansi Kementerian Agama, sudah sepantasnya kita terdepan dalam kegiatan keagamaan. Ajak sanak saudara, tetangga dan kerabatnya untuk mengikuti pengajian akbar dengan pembicara Gus Ali”, kata Musta’in.
Mengutip tausyiah yang disampaikan oleh pembicara, Kepala Kemenag mengatakan bahwa dalam dunia dakwah masing-masing umat Islam mengambil perannya masing-masing. “Ibarat sebuah tim, ada yang bertugas sebagai kiper, bertahan, sayap, dan penyerang, dan masing-masing elemen harus saling menghormati dan bekerja sama sehingga tujuan besar dakwah dapat tercapai”, terangnya.
Mengambil tema “Wajah Pesantren, Wajah Indonesia”, Hari Santri diharapkan dapat meningkatkan kualitas keagamaan, sosial dan budaya dari masyarakat Karanganyar. Dalam sambutannya, Bupati mengatakan untuk selalu berkomitmen memajukan Kabupaten Karanganyar dengan menempatkan keimanan sebagai landasan utama.
Dia juga mengajak kepada masyarakat Karanganyar untuk selalu berdoa agar Karanganyar menjadi lebih baik, lebih maju, guyup, rukun dan tentram seperti para kyai dan santri terdahulu yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
“Terus meningkatkan ketaqwaan dan keimanan dengan belajar dari para ulama dan kyai”, ujar Yuliyatmono. Beliau juga berharap agar masyarakat Karanganyar lebih mencintai dan menghargai perjuangan para ulama, kyai dan santri sebagai wajah Indonesia. (ida-hd)