Karanganyar, 22 Mei 2025 – Bertempat di Aula PLHUT Kabupaten Karanganyar, Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar menggelar Pelatihan Pembuatan Konten Kreatif untuk Materi Penyuluhan pada Kamis (22/5). Kegiatan ini diikuti oleh para penyuluh agama dari berbagai kecamatan di Karanganyar guna meningkatkan kemampuan dalam menyampaikan materi penyuluhan secara menarik dan efektif.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar, Bapak Hidayat Maskur, secara resmi membuka kegiatan pelatihan tersebut. Dalam sambutannya, beliau menegaskan pentingnya peningkatan kualitas layanan keagamaan, sejalan dengan program prioritas Kementerian Agama RI. “Salah satu dari Asta Prosta Menteri Agama, Bapak Nasaruddin Umar, adalah memberikan layanan keagamaan yang berdampak. Penyuluh harus mampu menyampaikan pesan keagamaan secara kreatif agar bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat,” tegasnya.
Beliau juga menekankan bahwa di era digital seperti sekarang, penyuluh agama tidak cukup hanya dengan ceramah tatap muka. “Kita harus masuk ke ruang digital. Gunakan media sosial, video pendek, infografis, dan berbagai format konten kreatif lainnya untuk menjangkau umat lebih luas,” kata Hidayat. Ia juga menambahkan pentingnya nilai-nilai spiritual dalam menyikapi isu lingkungan. “Saya mengajak bapak-ibu semua untuk turut melakukan penguatan ekoteologi. Mari kita ajarkan bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari ibadah dan tanggung jawab moral kita sebagai manusia,” ucapnya.
Sebagai narasumber dalam pelatihan ini, hadir Ibu Sopiatun, S.Sos., M.I.Kom., seorang praktisi komunikasi dan akademisi. Ia menyampaikan materi bertajuk “Kiat Bijak dalam Menggunakan Media Sosial untuk Penyuluhan Agama Bagi Masyarakat”. Dalam paparannya, beliau menjelaskan pentingnya etika digital dan strategi menyampaikan pesan keagamaan yang inspiratif namun tidak provokatif. “Penyuluh harus cermat memilih kata, gambar, dan nada bicara dalam setiap konten yang dibuat. Ingat, media sosial adalah ruang publik yang sangat sensitif,” tegas Sopiatun.
Menurutnya, penyuluh memiliki peran penting sebagai duta moderasi beragama di ruang digital. “Kita tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membentuk cara berpikir masyarakat. Bijak bermedia sosial adalah bagian dari dakwah yang kontekstual dan mendidik,” ungkapnya. Ia juga memberikan praktik langsung membuat konten dakwah singkat yang ramah algoritma media sosial.
Peserta pelatihan menyambut antusias kegiatan ini. “Pelatihan ini sangat membantu kami agar bisa menyampaikan dakwah dengan cara yang lebih relevan dan mudah diterima masyarakat,” ujar Ustazah Laila, salah satu penyuluh peserta kegiatan. Diharapkan, pelatihan ini menjadi langkah awal transformasi layanan penyuluhan keagamaan menuju pendekatan yang lebih segar, kreatif, dan berdampak langsung.