Karanganyar – Bimbingan Masyarakat Islam menggelar Dialog Kerukunan Intern Umat Beragama di Aula PLHUT, Selasa (29/7). Kegiatan ini menghadirkan Ketua MUI Kabupaten Karanganyar, Ketua FKUB Kabupaten Karanganyar, perwakilan dari 4 ormas Islam di Kabupaten Karanganyar, 17 perwakilan MUI dan 17 perwakilan FKUB Kecamatan se-Kabupaten Karanganyar.
Tujuan diselenggarakananya acara ini adalah sebagai forum diskusi guna meningkatkan pemahaman serta praktek nilai-nilai agama. Membangun hubungan yang harmonis dan solid antara kelompok atau aliran dalam satu agama. Selain itu juga untuk mengatasi konflik serta mencari solusi atas perbedaan pandangan.
“Agama jika dikaji secara sosiologis, maka memiliki peran ganda. Disatu sisi sebagai perekat sosial namun disisi lain, agama bisa menjadi pemicu konflik yang berujung pada kekerasan atau diskriminasi”, ujar Kasi Bimas Islam H. Ruslan, S.H., M. H.,
Konflik adalah salah satu benturan yang disebabkan oleh perbedaan ideologi, perbedaan pendapat atau perbedaan kepentingan diantara dua pihak. Konflik yang ada dapat memunculkan gesekan dalam bentuk non fisik, maupun fisik.
“Konflik keagamaan dapat dipicu karena rasa superioritas yang tinggi terhadap agama yang dianutnya dan memposisikan agama lain lebih rendah dari agamanya serta kurangnya tolerannya antara umat beragama,” lanjur Kasi Bimas Islam.
Turut hadir dalam acara tersebut KaSubag TU Kemenag Karangnyar H. Muh. Rusdiyanto, SE., S.PdI., M.AP dalam hal ini mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama Karanganyar.
“Dinamika perkembangan kerukunan umat beragama di Kabupaten Karanganyar berdasar data FKUB menunjukkan angka yang relative baik. Namun ada beberapa catatan-catatan dari internal umat beragama itu sendiri. Maka dari itu kami berharap forum ini bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk membahas dan mengurai permasalahan-permasalahan yang ada”, ujarnya .