Model dialog lintas agama Kabupaten Karanganyar dengan kemah kebangsaannya mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, mulai dari mantan Wakil Menteri Agama, Nasaruddin Umar, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Farhani, Direktur Pencegahan BNPT, Hamli, hingga tokoh agama tingkat nasional yang menjadi narasumber dalam kegiatan dialog lintas agama dalam rangka pencegahan pamah radikal terorisme se-wilayah Jawa Tengah, (24/05).
Apresiasi tersebut pertama diucapkan oleh Penasihat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Nasaruddin Umar setelah mendengar Bupati Karanganyar, Juliyatmono menyampaikan sambutan selamat datang yang mana kegiatan dialog lintas agama tersebut diselenggarakan di Hotel Allana, Colomadu, Karanganyar.
“Kemah Kebangsaan yang ada di Karanganyar ini saya pikir bagus. Ini nanti kita perhatikan dan kalau bisa akan saya usulkan menjadi model nasional dalam rangka meningkatkan kerukunan antar umat beragama di Negara Indonesia”, ujar Nasaruddin.
Lebih lanjut Wamen yang kini menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal ini mengatakan bahwa lembaganya lebih mengutamakan cara-cara soft dalam mencegah paham radikal terorisme di seluruh wilayah Indonesia, dengan dialog kepada masyarakat langsung seperti yang dilakukan dalam kegiatan ini.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Prov. Jateng, Farhani yang juga menyampaikan sambutan mengapresiasi model kemah kebangsaan yang digagas oleh Kabupaten Karanganyar, menurutnya model itu akan dipelajari oleh Kemenag agar nanti dapat memberikan manfaat yang lebih jauh lagi. Disamping itu, Farhani yang berbicara tentang paham radikal dan terorisme mengatakan bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia yang cinta kedamaian dan kerukunan.
“Ciri keindonesiaan diantaranya adalah adanya keragaman, kemajemukan, pluralisme. Kalau berbicara tentang keanekaragaman, pluralisme, bahwa perbedaan yang ada di Indonesia ini sebuah keniscayaan. Tidak ada satu agamapun di dunia ini yang mengajarkan tentang kekerasan akan tetapi agama yang ada semua mengajarkan tentang tolong-menolong, kasih-sayang, sehingga menjadikan kehidupan yang harmonis, maka dalam sebuah tatanan masyarakat itu akan tercipta iklim kehidupan yang sejuk dan iklim yang kondusif”, ucap Farhani.
Sebelumnya, Bupati Karanganyar, Juliyatmono mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Karanganyar sudah melakukan upaya-upaya dalam rangka menjaga kerukunan umat beragama di wilayahnya, salah satunya adalah Kemah Kebangsaan yang dilaksanakan setiap tahun di lokasi yang berbeda.
“Kemah Kebangsaan itu modelnya adalah semua pemeluk agama dari berbagai agama, Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu yang ada di Kabupaten Karanganyar kita jadikan satu tenda/atap dalam kurun waktu tertentu. Kemudian mereka akan saling memahami satu dengan lainnya ketika hidup bersama itu, sehingga sekat-sekat yang sebelumnya ada diantara mereka akan terurai dan dapat memahami satu dengan lainnya”, kata Juliyatmono.
Bupati Karanganyar juga menceritakan bahwa sebelumnya ada non muslim yang merasa takut dan segan dengan muslim yang berjenggot dan berjubah, namun dengan mengikuti kegiatan kemah kebangsaan itu, dimana mereka membaur satu dengan lainnya, ketakutan yang dialami oleh warga non muslim itu sirna dan bahkan berbalik seratus delapan puluh derajat dengan mengatakan bahwa mereka adalah orang yang baik.
Dialog lintas aga ini diikuti oleh tiga ratusan peserta dari berbagai agama, mulai dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu yang ada di Karisidenan Surakarta. Pemeluk agama tersebut diambil dari berbagai unsur, mulai dari Ormas, FKUB, MUI hingga perwakilan tokoh agama di Karisidenan Surakarta. (ida-hd)