Ujian Madrasah (UM) dan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang berlangsung mulai tanggal 7 – 15 April 2016 harus ditanggapi dengan serius. Hal ini diutarakan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar, H. Musta’in Ahmad dalam kunjungannya ke MTsN Jumantono (12/04) dan MTsN Jumapolo (13/4).
Banyak upaya yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karanganyar dan Kementerian Agama agar semua kalangan memperhatikan dan menghormati ujian akhir yang sedang diikuti oleh siswa-siswi baik SMA/MA, SMP/MTs maupun SD/MI. Mulai dari memasang baliho dibeberapa tempat tentang ujian yang sedang dan akan berlangsung, menyiarkan melalui radio Swiba milik warga Karanganyar, hingga mengirim sms ke masyarakat agar para orang tua memperhatikan anak-anaknya yang sedang mengikuti ujian.
“Ini adalah gambaran upaya kita semua, agar tidak ada satupun diantara kita yang meremehkan ujian nasional maupun ujian sekolah/madrasah. Apakah yang tidak terkait langsung dengan pendidikan atau masyarakat yang sudah tidak lagi memiliki anak sekolah, semuannya mesti melihat ujian ini sebagai sesuatu yang serius, dan ini harus dibuat berwibawa, dijaga marwahnya”, ucap Musta’in
Walaupun UAMBN ini tidak menentukan kelulusan peserta didik, namun hal ini merupakan bagian dari sistem pendidikan, yang mana dimulai dari perencanaan sampai evaluasi pembelajaran. Oleh karenanya Kakankemenag mengajak semua lapisan masyarakat untuk menjaga wibawanya.
“Pada saatnya nanti UAMBN ini akan digunakan untuk dijadikan standar oleh sekolah di jenjang diatasnya, kalau MI untuk MTs, MTs untuk MA, dan MA untuk dijadikan standar memasuki perguruan tinggi negeri Islam”, terang Musta’in.
Untuk memotivasi anak-anak yang saat ini sedang mengikuti ujian, Bupati Karanganyar, H. Juliyatmono yang sempat menjadi calon pegawai Kemenag berjanji untuk memberikan hadiah apabila siswa/siswi di Kabupaten Karanganyar mendapatkan nilai tertinggi.
“Kalau nanti ada anak dari Kabupaten Karanganyar yang memperoleh juara tingkat nasional, akan diberikan uang 50 juta, juara tingkat provinsi mendapatkan 25 juta dan juara tingkat kabupaten memperoleh 10 juta. Sedangkan khusus untuk mata pelajaran matematika akan mendapatkan uang 200 ribu untuk anak yang berasal dari wilayah Tawangmangu dimana disana ada kampung matematika, dan 100 ribu untuk anak daerah lainnya”, jelas Musta’in mengutip pernyataan Bupati Karanganyar.
Hal lain yang disampaikan Kakankemenag pada madrasah-madrasah yang dikunjunginya adalah agar siswa/siswi yang sekolah di madrasah meningkat kualitas keagamaannya. Pandai mengaji merupakan salah satu tolak ukurnya. Selain itu Kakankemenag mengajak agar guru madrasah memperbaiki komunikasi dengan peserta didiknya. (Hd)