Sekolah Manajemen Masjid Angkatan III yang diselenggarakan oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI) bersama Kementerian Agama dan Baznas Karanganyar masih diminati takmir masjid. Banyaknya jumlah peserta Sekolah Manajemen Masjid ini menandakan animo masyarakat di Kabupaten Karanganyar sangat tinggi dalam rangka meningkatkan kemampuannya dalam mengelola masjid di lingkungannya.
Disampaikan oleh Ketua DMI Karanganyar, Abdul Mu’id dalam pembukaan Sekolah Manajemen Masjid Angkatan III di aula Masjid Agung, (12/12), mengatakan bahwa setiap angkatan pihaknya hanya menampung 100 peserta saja dari seluruh Kabupaten Karanganyar, apabila masih ada peserta yang mendaftar maka akan diberikan kesempatan pada angkatan selanjutnya.
“Di setiap angkatannya kami selalu menolak peserta dan mengikutkannya pada sekolah manajemen masjid berikutnya. Hal ini karena kuota setiap angkatan hanya 100 peserta saja, mengingat terbatasnya tempat dan pengajar yang ada”, kata Abdul Mu’id.
Lebih lanjut Ketua DMI Karanganyar ini mengatakan bahwa sekolah manajemen masjid dilaksanakan tanpa memungut biaya peserta/gratis, diberikan seragam, kuliah cukup 2x seminggu selama 2.5 bulan. Menurutnya, banyaknya masjid di Kabupaten Karanganyar yang mencapai hingga 2.247 masjid merupakan tantangan tersendiri bagi DMI untuk mendidik takmir masjid di lingkungannya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar, H. Musta’in Ahmad yang menyampaikan materi tentang Urgensi dan Fungsi Manajemen Masjid mengatakan bahwa bicara manajemen masjid berarti bicara tentang sumber daya yang dimiliki oleh masjid tersebut.
“Bicara Manajemen berarti bicara sumber daya, disana ada manusia, tempat, bangunan, peralatan dan perlengkapan, dana dan lain sebagainya. Dalam mengelola hal tersebut ada seni nya, dan antara satu masjid dengan masjid lainnya berbeda dalam pengelolaannya”, terang Musta’in.
Lebih lanjut Kepala Kemenag mengatakan bahwa kebaikan pengelolaan masjid tergantung dari kesepakatan internal atau pengurusnya itu sendiri, karena setiap masjid dan masyarakatnya memiliki karakteristik masing-masing. Selain itu, Musta’in Ahmad juga mengatakan kepada para takmir masjid peserta sekolah manajemen masjid untuk memperhatikan hukum-hukum dalam shalat berjamaah di masjid.
Di akhir pemaparannya, Kepala Kemenag mengingatkan kepada takmir masjid untuk memegang prinsip NKRI dalam pengelolaan masjid. NKRI yang dimaksud Kepala Kemenag adalah Niat, Kebersamaan, Responsif dan Ikhlas.
Kegiatan Sekolah Manajemen Masjid Angkatan III yang diselenggarakan oleh DMI ini bekerja sama dengan Baznas dan Kantor Kementerian Agama Karanganyar. Adapun Pendidik/pemateri dalam Sekolah Manajemen Masjid adalah narasumber berkompeten, diantaranya Rektor UNS Ravik Karsidi, Dekan Syariah IAIN, Wakil Bupati, Sekda Karanganyar, Kepala Kemenag, MUI dan DMI sendiri. (ida-hd)