Di sela-sela acara pembukaan Jambore Nasional Santri Pondok Pesantren Muhammadiyah Tahun 2016, Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin melakukan aksi tanam pohon. Penanaman pohon yang dilakukan Menag bersama para santri ponpes ini dalam rangka sedekah alam di Bumi Perkemahan Cakra Pahlawasri, Kabupaten Karanganyar, Jumat (26/02).
Penanaman pohon ini merupakan inisiasi dari Bupati Karanganyar, Juliyatmono yang meminta Menag untuk menanam satu pohon setelah acara pembukaan Jambore Nasional Santri. Ada beberapa pohon yang disediakan panitia untuk ditanam, salah satunya adalah pohon akasia.
“Sepulangnya nanti, kami mohon ada kenang-kenangan dari Bapak Menteri Agama untuk menanam beberapa pohon sebagai simbol kita bersedekah pada alam ini. Semoga bumi Karanganyar ini makin berkah dan makin baik”, pinta Bupati.
Kedatangan Menteri Agama ke Kabupaten Karanganyar ini diapresiasi betul oleh Bupati Karanganyar. Bupati berharap agar kehadiran Menteri Agama membawa keberkahan tersendiri bagi Kabupaten Karanganyar.
“Semoga kehadiran Bapak Menteri benar-benar memberikan semangat baru bagi warga Karanganyar, terutama peserta Jambore Santri Nasional. Sehingga Karanganyar menjadi lebih baik dan makin berkah”, ucap Bupati.
Hadir dalam kesempatan ini, Asisten Gubernur Jawa Tengah Bidang Kesra, Kakanwil Kemenag Provinsi Jateng Ahmadi, Bupati Karanganyar Juliatmono, Pengurus Wiliayah Muhammadiyah, Pengurus Ittihadul Ma’ahid al-Muhammadiyah (ITMAM), Kankemenag Karanganyar, Sragen, Sukoharjo dan Klaten, para Penyuluh Agama Islam se Solo Raya, serta seribu santri pondok pesantren Muhammadiyah.
Sementara itu, dalam sambutannya di acara pembukaan Jambore Nasional Santri, Menag mengajak santri untuk menjadikan Jambore Nasional sebagai momentum reaktualisasi dan revitalisasi spirit, semangat, dan visi santri dalam konteks relasi agama-negara-bangsa.
“Santri tidak hanya mereka yang belajar agama di pondok pesantren, tapi juga mereka yang gigih menyeru kebaikan dan amar makruf yang dilandasi nilai akhlakul karimah. Santri adalah mereka yang berakhlak mulia, berintegritas tinggi, dan berkomitmen tinggi dalam pembangunan bangsa”, ucap Menag.
Selain itu, dengan tegas Menag mengajak para santri untuk mengatakan tidak pada redikalisme dan terorisme, obat-obatan terlaran atau narkoba serta Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transjender (LGBT).
“Santri adalah juga mereka yang lantang menyuarakan, say no to radikalisme and terorisme, say no to drugs, say no to LGBT, dan sejenisnya,” tegas Menag.
Menag berharap santri ke depan dapat menjadi agen perubahan yang siap dipasok menjadi calon pemimpin bangsa dan pemimpin agama masa depan yang professional, amanah, inklusif, dan moderat.
Jambore Nasional Santri Pondok Pesantren Muhammadiyah Tahun 2016 ini diikuti oleh seribuan santri pondok pesantren Muhammadiyah yang berasal dari tujuh provinsi di Indonesia. Kegiatan tersebut dijadwalkan akan berlangsung hingga Ahad (28/02) mendatang. (Hd)