Deklarasi, Komitmen Mewujudkan Madrasah Aman Dan Sehat
Karanganyar (humas) – Pembinaan Kepala Madrasah dan Deklarasi Komitmen Mewujudkan Madrasah Aman dan Sehat telah terlaksana di hotel Permatasari Gaum Tasikmadu Karanganyar pada tanggal 13 Mei 2024 bertepatan dengan 5 Dzulqoidah 1445 H.
Acara yang diinisiasi oleh Kakan Kemenag Kab. Karanganyar dihadiri oleh para kepala MA, MTS, MI dan RA sekabupaten Karanganyar. Seremoni acara diawali dengan menyanyikan lagu indonesia raya dan mars madrasah oleh peserta dan dilanjutkan dengan lantunan ayat suci Al Quran surat Al Baqoroh ayat 30-32.
Kepala kantor wilayah Kementerian Agama Prov. Jateng, H. Musta’in Ahmad dalam sambutannya menyampaikan Ayat suci Al Quran yang dibacakan oleh peserta deklarasi sangat kontekstual dengan tema pembinaannya.
“Pada Q.S ayat 30 Allah mengumumkan kepada para malaikat bahwa Dia akan menciptakan seorang manusia yang akan menjadi khalifah di bumi. Masih dalam ayat yang sama para malaikat bertanya tentang penciptaan manusia yang menurut khazanah pengetahuan mereka akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah. Pertanyaan malaikat dijawab oleh Allah dengan pernyataan lugas dan tegas “innii a’lamu maa laa ta’lamun” (sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui).” Terangnya.
“Khalifah dalam bahasa Arab berasal dari kata kholafa artinya yang datang dibelakang atau pengganti. Ulama menerangkan makna kholifah di ayat itu adalah Perwakilan Allah di bumi, Manusia saling berganti dari generasi ke generasi melanjutkan kehidupan. Agama kita mengajarkan ada dua tugas utama setiap manusia di bumi yaitu memakmurkan bumi sebagai khalifah Allah di bumi dan tugas ibadah sebagai hamba Allah. Dua tugas itu membuat manusia sangat layak untuk menjadi pemimpin di muka bumi mengungguli mahluk- mahluk Allah yang telah diciptakan sebelumnya. “ Lanjut Kakanwil.
Kakanwil juga menyampaikan Kegelisahan kita saat ini adalah tentang generasi yang tumbuh di era tehnologi digital yang makin maju namun mereka sangat rentan terpapar dengan konten kekerasan dan konten pornografi di semua lini kehidupan. Hal inilah yang tempaknya membuat kakanwil kemenag provinsi jateng perlu turun langsung mengawal deklarasi dan komitmen mewujudkan madrasah aman dan sehat.
Menurut pak kakanwil ada ruang-ruang yang kurang kondusif bagi pembentukan pemimpin masa depan karena sejak dini benih- benih yang tumbuh itu sudah bersentuhan dengan kekerasan fisik maupun psyikis. Menurut beliau benih itu layu sebelum berkembang jika kekerasan tetap dibiarkan.
“ Ada 3 kluster korban kekerasan pada generasi muda bangsa, Pertama , Korban kekerasan mengalami trauma psyikis yang berat sehingga mereka merasa tidak punya harapan masa depan, kasus mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri sudah biasa kita dengar dari para korban tersebut.
Kedua, Korban kekerasan berprilaku agresif dan melampiaskan amarahnya pada orang- orang lemah di sekitarnya. Banyak pelaku sodomi pada anak adalah mereka orang yang pernah mendapat trauma kekerasan seksual sebelumnya.
Ketiga, Korban kekerasan berprilaku pasif tapi dia menyimpan dendam yang suatu saat bisa dia lampiaskan bila ia punya kekuatan atau kemampuan untuk.melakukannya.” Paparnya.
Mustain juga berbagi kode unik yaitu angka not balok 267 (baca relasi), Relasi adalalah silaturahim, kolaborasi dan kerjasama, dalam bahasa agama adalah taawanu fil birri wattaqwa yaitu saling bahu membahu dalam kebaikan dan ketaqwaan.
Optimis jadi kata kunci berikutnya menurut pak kakanwil jangan posting hal- hal yang negatif dan pesimis dalam membangun generasi calon pemimpin masa depan melainkan harus dengan optimisme dan kegembiraan agar kita dapat menyiapkan para pemimpin yang hebat di usia indonesia emas 2045.
Di akhir sesi pak kakanwi berpesan agar kita menjaga mutiara- mutiara calon pemimpin bangsa masa depan dengan kerja keras, ikhlas dan cerdas, karena satu motif kuat yang harus tertanam dalam jiwa kita bahwa kita ambil tanggung jawab ini karena komitmen kita pada keberlangsungan masa depan bangsa ini, kita titipkan asa dan harapan besar pada tangan- tangan mungil mereka yang hari ini berada dalam rengkuhan dan pengasuhan kita. Sepuluh tahun dua puluh tahun merekalah yang akan memimpin bangsa ini menuju peradaban yang gilang gemilang, baldatun taoyyibah warobbun gofur, wallahu a’ lam. (ida)