Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional Berbasis Komputer (UAMBN-BK) Madrasah Aliyah Tahun 2020 yang dilaksanakan mulai hari Senin hingga Rabu, (9-11/20) membawa banyak cerita. Sejak tahun lalu, UAMBN di Kabupaten Karanganyar sudah 100% berbasis komputer, yang mana ini menjadi catatan positif bagi Madrasah di Kabupaten Karanganyar.
Prestasi yang ditorehkan dalam penyelenggaraan UAMBN-BK ini tidak terlepas dari beberapa persoalan di lapangan yang membutuhkan proaktif pihak madrasah itu sendiri. Salah satunya terkait keterlambatan siswa yang datang mengikuti ujian karena berbagai alasan.
Atas kejadian tersebut, Kepala Kankemenag Kabupaten Karanganyar, Wiharso minta madrasah untuk proaktif menyelesaikannya. Hal itu disampaikannya saat melakukan monitoring terhadap pelaksanaan UAMBN di MAN 1 Karanganyar.
“Saya berharap pihak madrasah dapat mengantisipasi hal-hal yang bisa menghambat pelaksanaan ujian. Jangan bosan untuk terus mensosialisasikan waktu ujian, karena pelaksanaannya ini dibagi beberapa gelombang. Dan ini sangat riskan anak-anak kita lupa atau salah jadwal. Maka untuk mengantisipasinya perlu pemberitahuan yang berulang juga.” Kata Wiharso.
Di Kabupaten Karanganyar tercatat ada 6 Madrasah Aliyah, 2 negeri dan 4 swasta. Dari 6 madrasah tersebut, ada 859 siswa yang mengikuti UAMBN-BK dengan rincian 448 siswa jurusan IPA, 299 Jurusan IPS dan 112 jurusan Keagamaan. Beberapa mata pelajaran (mapel) yang diujikan yakni Al-Quran Hadits, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam.
Sementara itu, Kasi Pendidikan Madrasah, Siti Muzayanah mengatakan bahwa penyelenggaraan UAMBN MA ini dikendalikan langsung melalui Posko Pusat UAMBN 2020 di Jakarta. Pemantauan ini dilakukan secara real time online.
“Info yang kami dapatkan dari pusat, seluruh pergerakan penyelenggaraan ujian oleh madrasah langsung terpantau dari detik per detik oleh Posko Pusat yang dijaga selama 24 jam setiap harinya. Jadi pelaksanan ujian ini sudah professional dan menggunakan teknologi terkini.” Jelasnya.