Dalam rangka meningkatkan kapasitas pengurus Paguyuban Kerukunan Umat Beragama yang ada di tingkat kecamatan, pengurus FKUB tingkat kabupaten menyelenggarakan workshop bagi pengurusnya di Hotel Pondok Sari 2 Tawangmangu, (12/11). PKUB sendiri merupakan FKUB yang berada di tingkat kecamatan yang belum lama dibentuk, sekitar awal tahun 2016.
Ada lima narasumber yang menjadi pembicara dalam workshop PKUB tersebut, diantaranya adalah Wabup Karanganyar, Wakil Ketua FKUB Prov. Jateng, Kapolres Karanganyar, Kasubbag TU Kankemenag, serta Ketua FKUB Karanganyar. Workshop yang berlangsung selama dua hari itu, 12 dan 13 November 2016 diikuti oleh 140 peserta yang berasal dari 17 Kecamatan di Kabupaten Karanganyar.
Dalam sambutannya, Bupati Karanganyar mengatakan bahwa Keberagaman yang dimiliki Bangsa Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, seperti dua sisi mata uang. Satu sisi hal tersebut merupakan khasanah bangsa yang harus dijaga, namun di sisi lain dapat menjadi bumerang apabila tidak dirawat.
“Keberagaman adalah khasanah Bangsa Indonesia yang akan memperkuat keutuhan bangsa. Oleh karenanya ini merupakan tanggung jawab dan tugas kita untuk menjaga kerukunan antar dan intern umat beragama di wilayahnya masing-masing”, ucap Rohadi Widodo.
Lebih lanjut Wabup mengatakan bahwa dalam menjaga kerukunan umat beragama tidak hanya sekadar hitam dan putih dengan bahasa legal formal. Lebih dari itu, Rohadi menegaskan bahwa kearifan lokal di daerahnya masing-masing merupakan kunci kerukunan di tengah masyarakat.
“Kerukunan itu butuh kearifan dari masing-masing personal dan kelompok, saling tepo seliro dan memahami satu dengan lainnya adalah kuncinya. Dan salah satu cara menjaganya adalah dengan tidak membenturkan masing-masing keyakinan yang dimiliki orang lain”, tambahnya.
Sementara itu, Kasubbag TU Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar, Wiharso yang menggantikan Kepala Kantor menyampaikan materi tentang kerukunan umat beragama dalam perspektif agamawi. Dalam pemaparannya Wiharso sedikit menyinggung tentang aksi umat Islam pada tanggal 4 November 2016 belum lama ini.
“Kerukunan itu mahal harganya. Dalam rangka menjaga kerukunan dan keutuhan bangsa, kemarin negara mengeluarkan miliaran rupiah untuk keamanan dan segala hal yang menyertainya terkait aksi sebagian umat Islam di Jakarta pada tanggal 4 November 2016. Oleh karenanya apabila masing-masing daerah dapat menjaga kerukunannya dengan baik, niscaya akan membantu pemerintah dalam pembangunan bangsa”, tandasnya.
Wiharso juga mengatakan bahwa pada dasarnya semua agama mengajarkan tentang kebaikan pada semua makhluk Nya. Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu mengajarkan kerukunan dalam kitab sucinya. Oleh karena itu umat beragama yang melakukan aksi teror atau kriminal bukanlah bersumber dari agama, melainkan dari hawa nafsunya sendiri. (ida/hd)