Forum Kerukunan Umat Beragama Solo Raya yang terdiri dari tujuh Kabupaten/Kota seperti Surakarta, Karanganyar, Sragen, Boyolali, Klaten, Wonogiri dan Sukoharjo menggelar rapat koordinasi, (05/10). Kegiatan yang diselenggarakan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Karanganyar ini menyepakati akan memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan meningkatkan kerukunan antar umat beragama se Solo Raya.
Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Karanganyar Rohadi Widodo, Kepala Kemenag Musta’in Ahmad, Kasubbag Bin Kejaksaan Andri, Kasat Binmas Polres AKP Sutami, Ketua FKUB Jateng Muhajirin Tohir, Ketua FKUB Karanganyar Badaruddin, serta ketua FKUB se Solo Raya dan pengurusnya.
Membuka jalannya rakor, Wabup Karanganyar menyampaikan bahwa Solo Raya merupakan barometer keamanan dan ketertiban di Indonesia. Oleh karenanya Rohadi berharap FKUB se Solo Raya memperkuat kerukunan di masing-masing daerahnya.
“Apabila tujuh Kabupaten/Kota ini aman, saya yakin Indonesia akan aman. Terus terang saja Solo Raya ini menjadi salah satu barometer nasional. Bila disini terjadi pergolakan, bisa berimbas pada daerah yang lain. Begitu pun bila disini aman dan tertib akan berimbas juga pada yang lain”, terang Rohadi Widodo.
Lebih lanjut Wabup berharap FKUB dapat mengambil peran lebih untuk mempertahankan kerukunan di tengah-tengah masyarakat. Dengan persatuan ini, NKRI dapat terjaga dengan baik, tidak terpecah-belah walaupun banyak pihak-pihak luar yang berusaha mengganggu kerukunan di Indonesia, tandas Rohadi.
Cara menjaga kerukunan yang paling mudah menurut Wabup adalah meningkatkan intensitas dan kualitas bertemu di tengah-tengah masyarkat. Dengan seringnya bertemu dan berkomunikasi maka secara otomatis dapat menjaga kerukunan hidup antar umat beragama.
Sementara itu, Ketua FKUB Provinsi Jateng, Prof. Muhajirin Tohir mengapresiasi FKUB se Solo Raya. Menurutnya, FKUB se Solo Raya ini yang paling aktif se Jawa Tengah, hal ini berdasarkan dari kegiatan dan seringnya komunikasi yang terpantau dari grup Whatsapp yang diikuti oleh Ketua FKUB Jateng.
Dalam makalah yang disampaikannya, Muhajirin Tohir mengatakan bahwa perbedaan yang ada antar umat beragama merupakan realitas, oleh karenanya dia berharap masing-masing pemeluk agama harus memahaminya. Menurutnya, salah satu cara untuk menjaga kerukunan adalah dengan tidak menganggap kepercayaan yang dianut orang lain adalah salah, namun cukup berbeda paham dengan kita.
“Kalo kita mengatakan agama/kelompok/aliran lain itu salah, maka secara tidak sadar kita menjadi hakim terhadap kelompok lain tersebut. Kalau kita sebagai pemain sekaligus hakim Insy Allah tidak adil”, jelas Muhajirin Tohir.
Diakhir pemaparannya, Ketua FKUB Prov. Jateng mengatakan bahwa tugas kita sebagai umat adalah tidak menafikan perbedaan namun mencari khasanah diantara perbedaan tersebut.(hd)