Dalam upayanya merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia dari perpecahan dan paham-paham radikal, Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar mengadakan seminar wawasan rahmatan lil alamin dan perspektif multikultura bagi siswa SMA/SMK. Acara yang diselenggarakan di aula panti Aisyiah tersebut diikuti oleh 80 siswa-siswi SMA/SMK se Kabupaten Karanganyar, (21/07).
Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Kantor Kemenag Karanganyar, H. Musta’in Ahmad, Kasi Pendidikan Agama Islam dan Keagamaan Islam, H. Nurhadi, serta dua orang pengawas dan seorang guru Agama Islam yang merupakan narasumber tingkat Jawa Tengah, Amir Mahmud, Kunthi serta Kuntoro.
Mengawali sambutannya, Kepala Kantor mengutip QS Al Anbiya ayat 107, “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.
“Islam itu penebar kasih bagi segenap alam, jadi kehadiran Islam harus menumbuhkan kasih sayang, kebahagiaan dan kebaikan. Sebaliknya, kehadiran Islam bukan untuk menjadikan orang tertekan, terbebani, takut dan susah. Rahmat dan kasih sayang itu menjadikan orang bersemangat”, terang Musta’in.
Berbicara tentang ke Indonesiaan, Kakankemenag menyampaikan bahwa negara yang dasarnya diletakkan oleh para ulama ini adalah milik kita semua dan milik umat islam yang harus dijaga bersama-sama. “Kalau Nabi memberi kesempatan kepada orang Yahudi dan Nasrani untuk hidup aman di Madinah, maka menjadi kewajiban kita untuk mengikuti sunnahnya nabi, mereka yang berbeda dengan kita harus aman dalam rangkulan kita”, tegasnya.
Lebih lanjut Kakankemenag menyatakan bahwa bersatunya masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke kala itu merupakan Rahmat dari Allah SWT, hal ini dengan jelas tercantum dalam Pembukaan UUD ’45 alenia ke-3. “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Di penghujung sesinya, Musta’in mengajak siswa-siswi SMA/SMK yang hadir untuk mewaspadai isu atau postingan di media sosial yang tidak benar serta dapat memecah belah persatuan bangsa. “Hati-hati terhadap isu/postingan yang bertebaran di sosial media, mending kalian memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru-guru kalian di sekolah dan ustad-ustadzah di masjidnya masing-masing, bukan dari google/internet”, tandasnya.
Sementara itu, Kasi PAKIS menyampaikan bahwa acara yang diadakan oleh Kemenag tidak hanya seminar wawasan rahmatan lil alamin dan perspektif multikultura saja, sebelumnya ada perkemahan Rohis di Cibubur tingkat Nasional yang dihadiri oleh Menteri Agama. Dalam waktu dekat, bulan Oktober 2016, Kemenag juga akan mengadakan perkemahan Rohis serupa namun untuk tingkat Jawa Tengah yang rencananya akan diadakan di Tawangmangu. (hd)