Setelah dijemput oleh tim Pemkab Karanganyar dari Asrama Haji Donohudan, 36 orang eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) asal Kabupaten Karanganyar dikembalikan ke tengah masyarakat. Sekembalinya eks anggota Gafatar dari Kalimantan, ada beberapa permasalahan yang kemudian muncul, tidak terkecuali bagi Pemkab dan jajarannya.
Kebutuhan hidup, tempat tinggal, pekerjaan dan pendidikan anak-anak merupakan sederet persoalan yang kemudian timbul. Belum lagi permasalahan sosial saat membaur dengan lingkungan masyarakat serta keagamaan yang menjadi tugas dan tanggung jawab Kementerian Agama.
Pada Selasa kemarin, (02/02) Pemkab Karanganyar bersama Kementerian Agama, MUI dan Baznas serta instansi terkait lainnya mengadakan rapat koordinasi dalam rangka mengatasi permasalahan eks anggota Gafatar yang sudah tiba di Kabupaten Karanganyar sejak Sabtu kemarin, (30/01).
Menurut penuturan Kasubbag TU Kankemenag Kabupaten Karanganyar, H. Wiharso bahwa Baznas dan Kementerian Agama akan mengadakan pertemuan setiap pekan dengan eks anggota Gafatar pada hari Jum’at selama dua bulan. Dalam pertemuan tersebut akan diadakan pembinaan mental dan pemberian santunan berupa uang tunai per orang dari Baznas serta diberi beras dari dinas sosial.
Terkait pendidikan anak usia sekolah yang sempat terputus ketika berada di Kalimantan, Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan sudah berkoordinasi dan siap memasukkannya di tempat yang sesuai, apakah madrasah atau sekolah umum.
“Tugas Kementerian Agama dalam menangani eks anggota Gafatar adalah memberikan pembinaan mental dan kita juga akan memantau mereka terkait pengamalan agama di lingkungannya. Dengan adanya pembinaan secara berkesinambungan kita harapkan mindset mereka tentang beragama akan segera kembali ke jalan yang lurus”, ucap Wiharso.
Sementara itu, Kepala Kankemenag Kabupaten Karanganyar, H. Musta’in Ahmad yang ditanya wartawan terkait kepulangan eks anggota Gafatar mengajak mereka untuk mengembangkan ajaran Islam yang moderat di Karanganyar.
“Ayo bareng-bareng kita kembangkan Islam yang tidak ekstrem, Islam yang di tengah-tengah, tidak ekstrem ke kanan sehingga menjadi teroris ataupun ekstrem ke kiri sehingga menjadi liberalis dan sekularis”, ajak Musta’in.
Lebih lanjut Kakankemenag berharap agar anggota Gafatar tidak kembali ke kelompoknya dan ke Kalimantan. “ Selamat datang kembali di dunia nyata. Bila kemarin kita diiming-imingi sesuatu yang tidak nyata, saatnya kembali ke dunia nyata. Islam yang sesungguhnya menganjurkan umatnya untuk mengejar dunia dan akhirat. Kesulitan hidup adalah tantangan bersama yang harus dihadapai”, terangnya.
Ada sembilan kepala keluarga yang terdiri dari 37 orang eks anggota Gafatar di Kabupaten Karanganyar. Mereka tersebar ke dalam tujuh Kecamatan, diantaranya adalah Colomadu, Tasikmadu, Jenawi, Jaten, Jumantono, Matesih dan Kebakkramat. (Hd)