Persaingan antara madrasah negeri dan swasta pada ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) dan Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (AKSIOMA) secara tersirat nampak pada perolehan juaranya. Menurut data yang bersumber dari panitia pada hari senin 11/05/15, madrasah swasta dan madrasah negeri ternyata berimbang dalam hal perolehan piala, namun masing-masing madrasah memiliki keunggulannya masing-masing. Madrasah swasta lebih unggul dalam ajang KSM, sedangkan madrasah negeri terdepan dalam AKSIOMA.
KSM melombakan sebelas cabang mata pelajaran mulai dari jenjang Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah hingga Madrasah Aliyah. Dari sebelas cabang mata pelajaran tersebut, tujuh diantaranya dimenangkan oleh siswa/siswi madrasah swasta, sedangkan sisanya diraih oleh siswa/siswi madrasah negeri.
Berbanding terbalik dengan KSM, AKSIOMA yang melombakan 20 cabang seni dan olahraga untuk putra/putri lebih banyak dimenangkan oleh siswa/siswi dari madrasah negeri. Dari dua puluh cabang seni dan olahraga putra yang dilombakan, siswa dari madrasah negeri meraih empat belas juara pertama, sisanya dari madrasah swasta. Sedangkan untuk dua puluh cabang seni dan olahraga putri yang dilombakan, siswi dari madrasah negeri meraih dua belas juara pertama, sisanya dari madrasah swasta.
Sebelumnya, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar, Musta’in Ahmad yang membuka Kompetisi KSM dan AKSIOMA di MAN Karanganyar pada hari Sabtu, 9/05/2015 mengatakan bahwa kesempatan untuk menjadi juara dapat terjadi pada siapa pun, baik itu siswa/siwi yang berasal dari kota maupun dari daerah.
“Kalian adalah masa depan Karanganyar dan masa depan umat Islam kedepannya. Jadi jangan ada satupun diantara kalian yang merasa minder dan merasa kalah sebelum bertanding. Bisa jadi diantara kalian yang berada di daerah perbatasan dan pinggiran sana menjadi juara. Atau mungkin anda yang berada di pusat Kabupaten belum ada jaminan anda akan menjadi juara”, ucap Musta’in.
Ditambahkan Kakankemenag bahwa KSM dan AKSIOMA ini bukan ajang untuk saling mengalahkan satu dengan lainnya, namun motivasinya adalah fastabiqul khairat, berlomba dalam kebaikan. “Tidak ada kata menyerah dan tidak ada kata kalah, Semuanya akan mendapatkan juara, juara satu, dua, tiga, empat dan seterusnya. Karena sesungguhya kalian semua sudah menjadi juara di madrasahnya masing-masing”, lanjutnya.
Selanjutnya, juara KSM dan AKSIOMA mendapatkan uang pembinaan dan akan dipersiapkan mengikuti kompetisi yang sama di tingkat provinsi pada bulan Juni mendatang. (Hadi)